Jun 13, 2010

The Human Papilloma Virus



Akhir bulan Mei kemarin saya mengikuti program "Vaksinasi Cervical Cancer" Klinik Pasutri di daerah Tebet. Program ini merupakan pemberian daya tahan tubuh dari bahaya kanker serviks (kanker leher rahim atau kanker mulut rahim, red). Jadi saya datang 3x ke klinik tersebut untuk divaksin. Saya baru melalui suntikan tahap 1, suntikan kedua akan dilakukan pada bulan ke-1. Dan suntikan ketiga akan dilakukan pada bulan ke-6.

Okay, saya mulai dari mengapa saya bisa mengikuti program vaksinasi tersebut.
Sangat simple, baru-baru ini seseorang yang saya kenal dekat dari ibu saya menderita kanker serviks stadium awal. Awamnya saya yang mendengar berita tersebut seketika panik sendiri dan sedih mendengarnya. Untung saja beliau langsung menjalani terapi ke Malaysia. Saya berharap yang terbaik.
Kembali kepada keawaman saya, harus saya akui saya tidak terlalu memperdulikan kesehatan. Mungkin jika tidak datang berita sejenis kepada saya, tidak akan pernah saya melakukan vaksin ini. Anggapan saya kejadian yang menimpa beliau adalah "tanda" buat saya, kesempatan bagi saya untuk dapat mencegah penyakit tersebut menyerang saya. Dengan berita tersebut kini saya semakin memperhatikan segala hal menyangkut kesehatan saya. Ya saya mulai "menabung" sehat.
Saya mulai berhenti merokok, saya mulai memilih makanan-makanan yang bisa melancarkan siklus BAB, membiasakan banyak minum air putih, mengatur makan sampai kenyang (bukan sampai kekenyangan) dan tentunya menjaga kebersihan daerah kewanitaan.

Human Papillomavirus memiliki beberapa varian. Sebagian besar ratusan varian dari virus ini tidak begitu mengganggu karena dapat dilawan oleh kekebalan tubuh. Nah, ada beberapa varian dari HPV (tipe 16, 18, 31, 45 dan 52) yang bisa terinfeksi sehingga berpotensi untuk membuat daerah kewanitaan menjadi bau, keputihan berlebih, gatal, perih hingga tumbuh kondolima akuminatum (kutil pada kelamin) dan kemudian menimbulkan kanker di daerah leher rahim seorang perempuan. Presentase tipe-tersebut adalah 80-97% sebagai penyebab kanker serviks.
Pada umumnya kanker serviks terdeteksi bila sudah memasuki stadium lanjut. Karena pada umumnya setiap perempuan mengalami keputihan dan gatal di daerah kewanitaan (faktor menstruasi), sehingga banyak yang mengabaikan. Kecuali Anda sering melakukan pap smear, IVA (inspeksi visual) atau thin prep.
Tahu tidak?
Vaksin ini sudah dianjurkan sejak dini, saat pertama kita mengalami menstruasi kita sudah dianjurkan untuk melakukan vaksin serviks. Itu sekitar umur 10-12 tahun. Bayangkan, saya berkesadaran melakukan vaksin ini diumur 23 tahun! Dan ternyata banyak perempuan di Indonesia yang belum melakukan vaksin serviks, ibu-ibu bahkan sebaya saya yang saya kenal.
Begitu mendapat info ini, saya langsung memberitahu semua teman-teman dan kerabat saya. Saya seperti melakukan presentasi mini ke orang-orang hehe. Harapan saya, kalian yang membaca blog ini menjadi lebih concern terhadap kebersihan dan kesehatan daerah "V".

Fun Fact
Ketika saya membahas mengenai kanker serviks dengan Wyndhy lewat bbm, saya membuat jokes gamblang.
"Jadi, kau mau Wyn suamimu nanti kabur cuma gara-gara masalah perlobangan?" Dia tertawa dan memaki saya. hehe



2 comments:

  1. Hi Fanii, lg blogwalking eh nemu blog kamu, nice bloog faan! apdet teruss ya, ngomse2 itu gambarnya sereem amet, ngiluu deh liatnya hihi. :)

    ReplyDelete
  2. Makasiiii shoumieee
    iya gambarnya emg bikin ngilu. semoga infonya bermanfaat ya hihi

    ReplyDelete