Dec 2, 2011

BSP on November 2011

Berawal dengan brightspot market, 26 November 2011 lalu.
Tidak seperti acara sebelumnya, kali ini pengalaman saya mengikuti market yang hadir setiap 3 bulan sekali ini sedikit mengecewakan. Mereka memakai area parkir senayan sehingga bisa dibayangkan saat weekend panas bukan main karena ramai orang. Saya dan pacar bercucuran keringat, sehingga kami tidak terlalu nyaman saat window shopping. Sayang sekali.
Meski begitu saya akui brightspot selalu menghadirkan karya-karya yang menarik untuk dipantau. Saya sendiri ikut senang melihat kemajuan designers Indonesia. Favorit saya adalah Nikicio dan Ghea Kids. Nikicio merepresentasi Nina si pemiliknya sendiri, yaitu hitam dan berkarakter. Sedangkan ghea kids merupakan pakaian anak-anak. Semenjak saya memiliki keponakan, saya sedikit demi sedikit suka mengikuti perkembangan pakaian anak-anak. Saya suka Ghea Kids karena menampilkan batik dalam kreasinya secara ringan dan nyaman untuk sasaran customernya. Saya membeli salah satu koleksinya untuk Heidi ketika nanti dia genap 3 bulan. Hihi. 
Terkadang saya ingin sekali mahir menjahit dan menggambar lalu bergabung di dalamnya. Tapi pada kenyataannya tidak. Bukan berarti saya tidak menyalurkan ide-ide di kepala ini. Biasanya, saat saya menemani ibu ke toko kain, saya akan menulusuri sendiri bagian-bagian toko tersebut. Pernah juga ide datang ketika saya melihat bahannya terlebih dahulu.
Hal ini terjadi beberapa hari yang lalu. Saya bersama ibu, Lola, Heidi, dan ayah ke toko kain. Tanpa sengaja saya menemukan satu bahan yang belum pernah saya bisa dapatkan. Bahannya berbulu seperti coat, halus, kainnya tidak kaku, dan berwarna hitam pekatttt. Wuaaaaaww! Saya bisa mewujudkannya menjadi gaun!
 Model dan bahan sudah jelas, maka yang perlu saya pastikan adalah waktu kosong yang tepat untuk diskusi dengan penjahit. Aahh saya semangat sekali dalam hal ini :)

Wihiii, baiklah kita lanjutkan ceritanya.
Situasi dan kondisi di Brightspot yang panas, membuat saya hanya sebentar saja di sana. Aron yang sudah mandi keringat mengajak saya ke Monolog.
Saya belum pernah ke sana, sehingga saya sangat tertarik untuk mencobanya. Tempatnya menyenangkan, kalian yang belum pernah ke sana silahkan mencobanya :)


Stealing

Kejadian yang membuat saya kesal, marah dan sedih adalah ketika baru-baru ini tas saya dicuri. Tas tersebut berbahan kulit, berwarna hitam, merupakan tas favorit saya ketika weekend, dan celine. 

Jadi bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Baiklah saya akan mulai ceritakan dari awal.
November kemarin saya bertugas praktek di RSMM, Bogor. Jadi, saya setiap hari melalui rute Depok - Bogor - Depok. Di hari terakhir saya dan teman-teman bertugas di RSMM, saya memutuskan untuk membawa mobil. Pada saat itu saya telat bangun dan hanya mempunyai sedikit sisa waktu untuk mempersiapkan barang-barang yang hendak dibawa ke Jakarta. Rencananya dari Bogor ingin langsung pulang ke Jakarta. Setelah semua barang masuk ke dalam mobil, hari Jumat dan pukul 6.30 pagi saya berangkat.

Saya melalui jalan yang medannya tidak rata ; naik - turun dan dengan kecepatan sekitar 80 km/jam. Setiap hari Jumat pagi daerah dekat Depok II memang tidak padat, sehingga memungkinkan saya untuk mengemudi dengan kecepatan tinggi untuk kondisi jalanan seperti itu. Ketika sedang mengemudikan mobil, tiba-tiba satu motor menyeimbangkan posisi dengan mobil yang sedang saya kemudikan. Sambil menyetir dia megetok kaca mobil saya dan mengatakan ban belakang bagian kanan mobil goyang. Saya mengurangi kecepatan mobil. Terlintas dalam pikiran apakah saya kembali saja ke unit, tapi mengingat bahwa saya harus tiba di rumah sakit akhirnya saya mencoba mencari pom bensin atau tempat berhenti untuk memperbaiki ban mobil. Jika dalam jarak 50 meter tidak ada, maka saya berencana untuk kembali saja ke unit. 

Saya tidak mau langsung berhenti di tempat, karena situasi jalanan saat itu sepi. Selama mengemudi dengan pelan untuk mencari tempat berhenti, kembali beberapa motor menghampiri dan melakukan hal yang sama. Kurang lebih ada 5 motor dan mereka tidak menghampiri secara serempak, melainkan satu per satu dengan jarak waktu tidak tentu. Tidak ada mobil yang menegur saya secara serupa, karena pada saat itu situasinya memang tidak ada mobil yang lewat, hanya satu atau dua angkot.

Akhirnya saya menemukan satu bengkel. Saya turun. Ketika saya turun, tiba-tiba satu motor menghampiri saya dan dengan nada semangat sambil mengatakan ban mobil saya hampir lepas. Dia meminta saya untuk memegang ban mobil saya. Kejadian tersebut saya perkirakan berlangsung setengah menit! Saya teringat untuk mengunci mobil saya, dan tas yang yang saya letakkan di samping kursi pengemudi sudah tidak ada!! 
Ternyata, para motor "dermawan" yang mengingatkan ban mobil saya kendor adalah komplotan maling picisan yang mengincar tas saya. Mereka tampaknya mengincar orang yang sedang mengemudi sendiri. Well, saya merasa shock, marah dan sedih sekali. Tas kesayangan saya! Terdapat dompet, legging dan kemeja di dalamnya. Saya merasa semakin kesal, karena jauh sebelum kejadian tersebut saya pernah mendengar modus pencurian seperti yang saya alami! Saya sangat kesal karena medan jalan mendukung untuk kita merasakan seolah-olah ban mobil "melayang". Ingin sekali langsung menghubungi Aron dan menceritakan yang barusan terjadi. Tapi saya tidak membiarkan hal itu. Saya memutuskan untuk menepi dan menghubungi orang tua terlebih dahulu. Orang tua saya kaget karena mendengar suara saya sambil menangis. Mereka ingin menyusul ke Bogor. Saya katakan tidak usah, saya hanya ingin bercerita saja supaya tenang karena tidak konsentrasi mengemudi. 

Setelah tenang, saya melihat sekeliling kondisi di dalam mobil. Ada tas laptop persis di belakang kursi pengemudi, ada banyak buku-buku psikologi dan ada jas sneli! Ya itu penting saya jabarkan di sini : jas sneliiii!
Kalian tahu, selama di Bogor saya wajib untuk menitipkan tas di ruang kepala bangsal tempat  bertugas. Karena saya biasanya naik kereta ke Bogor. Dengan situasi tersebut saya pun selalu terbiasa untuk menaruh uang dan kartu ATM di saku dalam jas sneli. Telat bangun ternyata yang menyelematkan saya, saya tidak memindahkan kartu ATM dan semua uang ke dompet di tas. Sehingga isi dari tas yang dicuri tersebut hanyalah total dompet kosong dan kemeja + legging saja! Haha, eat the empty wallet, moron!

Di sekitar saya, masih banyak "harta-harta" lain yang jauhhhh lebih penting dan tidak bisa didapatkan oleh pencuri tersebut. KTP dan SIM jika hilang bisa dibuat yang baru, mode tas terus berganti akan selalu ada yang baru. Kalo data laporan klien di laptop? Tidak akan ada yang baru! Jika buku-buku psikologi raib, saya pun tidak bisa membuat laporan. Itu merupakan harta berharga saya yang tidak bisa digantikan. Para pencuri mengincar materi seperti uang dan barang-barang yang bisa mereka jual kembali. Lalu, apa yang mereka dapatkan? Tidak ada, karena semuanya tetap ada pada saya :)
Saya merasa bersyukur sekali karena masih diberkati dan dilindungi.

Sepertinya reaksi para pencuri tersebut lebih shock dari saya karena mereka tidak menemukan apapun yang menguntungkan di dalam tas tersebut. Bahkan make up case, tidak saya simpan di tas tersebut :p

Saya harap pengalaman saya dapat menjadi pelajaran juga buat kalian yah.