Sep 22, 2009

DEXTER! DEXTER! DEXTER!


Setelah sidang akhir dan dinyatakan lulus (thx God), saya mengalami masa penantian panjang untuk wisuda kira-kira Desember nanti (cepat! cepat!). Saat wkt kosong, saya jadi menyadari bahwa ada tv segede bagong yang nganggur di rumah, hehe. Dan saya "bertemu" dengannya (Dex, red). Kami semakin sering bertemu dan kini tak terpisahkan lagi. Ya, saya mencintainya.. huahaha

Saya super duper se-ton benci film horor berbau pembunuhan, setan kunti dan sanak familinya! Tp sy akui Silence of The Lambs sangat bangus dan berkualitas. Loh?! wahai temans, jgn ajak saya nonton di bioskop film horor. Saya tidak akan menjelaskan perangai "manis" saya yg memalukan dan kandidat utk di-bully. Bagi sy, film horor harus dilakukan dg cara tradisional : putar DVD dan pegang kendali volume suara. huahaha kalian bisalah membayangkan perangai "manis" lain sy.

Masuka, La Guerta, Harry, Rita, Doakes, Debra & Dexter

Dexter adalah petugas forensik kepolisian Miami yg menangani khusus segala kejahatan yang melibatkan darah. Melalui cipratan darah ia tau runtutan kejadian, bagian mana yang tertusuk, kemana arah korban lari, apakah korban melawan atau tidak dan apa senjata pembunuhannya. Hanya saja ia mempunyai sisi gelap sebagai pembunuh berantai.

Saya tidak pernah mem-mute tv saat menonton DEXTER. Karena serial film ini menampilkan sisi seni dari darah secara hati-hati dan kreatif kepada penontonnya (lihat pembukaan film, selalu ada adegan dex bangun pagi sampai sarapan. wohoo!).




Saya dan Dexter bukanlah cinta pada pandagan pertama, ada proses yg kami lalui (hehe). Awal-awalnya saat saya menonton film ini selalu hanya beberapa menit karena buru-buru pergi lah, mau mandilah dll. Jadi saya hanya melihat part dimana si Dex ini lg ngomong sndri. Bahkan saya pikir ini drama keluarga. Begitu saya akhirnya punya waktu cukup utk melihat 1 episode full, saya dan pantat saya sangat kompak untuk tidak beranjak ke channel yang lain. Pas ada recap Dexter Season 1 & 2 dua hari berturut-turut sy (PURE 2 HARI) ikutin.

Dexter yang ekspresinya maha mega datar bisa "membodohi" satu departemen kepolisian bahkan FBI. Tidak mudah untuk langsung benci sama Dexter, semua korban mutilasinya harus memenuhi syarat kode (hanya orang yg jahat dan bersalah)dari ayah angkatnya, tapi layaknya psycho, caranya mengeksekusi cukup sadis : mutilasi dan disayat terlebih dahulu untuk diambil sampel DNA sebagai kenang-kenangan yang nantinya dikumpulkan di peti kecil.
Aaah saya bisa nge-rap klo ngmgin dy. Kalian tonton saja sendiri biar seru ya.


teka-teki dari Brian, kakak Dexter yang juga pembunuh berantai "Ice Truck Killer", yg akhirnya dimutilasi sm Dex!



Semua korban sebelum dimutilasi disayat di pipi


Eksekusi.
 
Sekarang Dex punya baby dari Rita! Ga sabar liat kelanjutannya!!!





Saya penggemar FoxCrime (If They Become Superstar, It's All Our Fault). Bukan cuma Dexter, NCIS, CIS (segala versi), The practice dan Bones.  Film berbau forensik dan investigasi lebih menarik dibanding sinetron lokal sendiri. Tidak bangga saya sebenarnya lbh suka film luar. Tapi sayangnya mmg sinetron  rata-rata instan mau cepat jadi. Adegannya, aktingnya, yah gitula.. Saya menantikan peningkatan dan daya tarik yang long term bukan. Ayola masa adegan melotot di close up ky hampir 5 menit.

Ps : saya cukup feminim dan tidak "seberat" itu, saya juga suka (pastinya) dengan Gossip Girl, BH 90210  dan The Beautiful Life (akan tayang).





Caaaaawww!!


No comments:

Post a Comment